17 Januari 2007

Musim hujan tiba, waspadai penyakit!

Issue pemanasan bumi secara menyeluruh (global warming) menjadi perhatian seluruh umat di dunia. Mulai dari cuaca yang berubah, suhu udara yang meningkat, sampai mencairnya es di kutub membuat cemas para pencinta lingkungan khususnya dan umat manusia umumnya. Dari dampak itu, musim penghujan yang biasanya dimulai bulan Oktober sampai April sekarang mulai berubah dan tidak teratur.
Desember sampai Februari diperkirakan intensitas hujan akan sering terjadi di hampir seluruh daratan Indonesia. Untuk itu kita harus waspada terhadap beberapa penyakit yang biasa hinggap di musim hujan. Bibit penyakit akan timbul di tempat-tempat yang dianggapa sepele seperti genangan air, lahan becek dan berlumpur.
Ada beberapa penyakit yang biasa timbul di musim hujan, antara lain penyakit yang menyerang organ pencernaan (diare dan muntaber), influenza, demam berdarah, dan leptospirosis

Diare

Penyakit ini umum dan sering terjadi tapi kita jangan menganggap enteng penyakit diare sebab kalau tidak serius dan cepat penanganannya akan menyebabkan kematian. Diare menyerang siapa saja mulai dari bayi sampai orang dewasa.
Diare disebabkan oleh bakteri, virus, alergi laktosa, kurang gizi, dan sebagainya. Lingkungan yang kotor (kurangnya air bersih) dapat juga menyebabkan penyakit diare. Bila terjangkit diare, frekuensi buang air besar melebihi normal, bisa 5 sampai 10 kali dalam sehari, dan feses (tinja) yang dikeluarkan lembek, cair, atau dapat berupa air saja. Tubuh lemas karena kurang cairan.
Pertolongan pertama untuk menangani diare adalah si penderita harus sering minum agar tidak terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) yaitu pemberian oralit, air putih, kuah sayur.

Muntaber

Muntaber (muntah berak) disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae dan escherichia coli. Gejalanya hampir mirip dengan diare tapi disertai dengan muntah-muntah. Gejalan lain adalah suhu badan meningkat tajam, tidak napsu makan.
Untuk pencegahannya adalah perilaku menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya. Sipenderita muntaber harus segera ditangani dengan minum oralit, Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.

Influenza

Penyakit yang sering diderita ketika musim hujan adalah infulenza. Perubahan suhu dari panas ke dingin yang sering dan secara tiba-tiba dapat mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang dan bila daya tahan tubuh lemah maka influenza akan mudah menyerang.
Gejala khas influenza adalah batuk dan pilek. Influenza lebih berat disertai dengan pusing, nyeri bila menelan, nyeri otot atau ngilu dan letih, nafsu makan berkurang serta mual-mual.
Cara yang paling ampuh untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan juga kebersihan udara dalam rumah. Jika terjangkit influenza, biasanya cukup diatasi dengan istirahat cukup, banyak minum air dan mengonsumsi buah-buahan. Tetapi, pemberian obat pereda (yang biasa di apotik dan warung) juga bisa dilakukan.

Demam berdarah

Penyakit demam berdarah jumlahnya meningkat di musim hujan karena tanpa disadari banyak genangan air bersih yang berada di lingkungan rumah. Misalnya, air di bak mandi, talang air hujan, piring tempat pot, kaleng atau wadah terbuka yang berada di sekitar rumah. Wadah-wadah itu menjadi tempat hidupnya nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab menularnya virus dengue. Melalui gigitan nyamuk ini, virus akan menyebar dari satu penderita ke penderita lainnya.
Pencegaham demam berdarah adalah dengan melakukan 3M (menguras, mengubur, menutup) wadah tempat bersarangnya nyamuk. Mungkin kita sudah bosan mendengar 3M, tapi percayalah ini sangat penting dilakukan. Lotion anti nyamuk juga bisa dioleskan, khususnya untuk anak yang tidur di siang hari.
Gejala awal penyakit ini mirip penyakit flu biasa, sehingga pada hari pertama hingga ketiga dokter pun tak mudah memastikannya. Selanjutnya, penderita akan mengalami demam tinggi mendadak, muka kemerahan, lesu dan lemah, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Tidak ada gejala penyakit yang khas, konon hal ini disebabkan karena virus ini sudah mengalami perubahan bentuk alias mutasi genetik. Kadang-kadang ada yang disertai mencret, kejang, nyeri otot atau pegal-pegal, serta nyeri perut. Pada hari ketiga hingga kelima demam sudah mulai turun, tapi penderita tetap lemah. Hari keenam merupakan fase penyembuhan. Pada fase ini, demam menghilang, sudah tidak ada peedarahan baru dan mulai timbul nafsu makan.
Pada saat gejala awal muncul, penderita harus minum sebanyak-banyaknya untuk mencegah dehidrasi. Dokter akan memberikan obat penurun panas. Bila penderita memiliki riwayat kejang akan mendapat obat anti kejang. Sebenarnya, penderita demam berdarah tidak selalu harus dirawat di rumah sakit. Namun, jika demamnya sangat tinggi, penderita terus menerus muntah dan tidak mau minum dikhawatirkan akan timbul gejala shock dan muncul perdarahan. Bila keadaannya seperti itu, maka pasien perlu mendapat perawatan lebih intensif di rumah sakit. Apalagi bila hasil pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan penurunan trombosit darah secara drastis.

Leptospirosis

Penyakit lain yang sering muncul di musim hujan adalah leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh kuman leptospira yang hidup pada kotoran atau air kencing hewan, terutama tikus. Di musim hujan, air hujan menjadi sarana menyebarnya kotoran tikus ini. Itulah sebabnya mengapa penyakit ini sering mewabah pascabanjir karena urine tikus terinfeksi terbawa air banjir. Manusia bisa tertular penyakit ini bila terjadi kontak dengan air, tanah, lumpur, dan tanaman yang telah tercemar urine hewan terinfeksi leptospirosis. Penderita akan merasakan sakit kepala, nyeri otot, demam dengan atau tanpa muntah. Pada penderita yang sudah terinfeksi lama, bahkan dapat mengakibatkan gagal ginjal, gagal jantung, dan kelahiran prematur bagi ibu yang sedang hamil. Masa inkubasi penyakit ini selama 3-5 hari. Tubuh penderita biasanya diterjang demam tinggi, disertai sakit tenggorokan, pusing, nyeri perut dan otot, dan kadang-kadang muncul pula sariawan di mulut.
Gejala yang sangat khusus adalah timbulnya bintik-bintik merah berisi air pada telapak tangan, kaki dan mulut. Kadang-kadang, ditemukan juga gejala panas yang hilang timbul. Penderita akan mengalami demam, namun pada hari berikutnya suhu tubuh jadi normal, dan demam yang sama akan timbul pada 2-4 hari selanjutnya.
Sebagai langkah pencegahan, biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet. Bersihkan rumah dari sarang tikus. Jangan lupa mencuci mainan anak-anak, khususnya balita. Bisa jadi, mainan tersebut tercemar kotoran karena sering terjatuh atau terletak pada tempat kotor.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar